Reality News - Menjalankan
Diet memang bukan perkara mudah bagi kebanyakan orang, salah satunya perihal menahan
Lapar. Baru saja
Makan, sudah
Lapar lagi. Penting diketahui, penelitian terbaru menemukan tujuh jenis ke
laparan yang dapat membuat Anda gagal menurunkan
Berat Badan.
Penulis
Mindful Eating: A Guide to Rediscovering a Healthy and Joyful Relationship with Food, Jan Chozen Bays, mengatakan, ketika indera manusia diaktifkan oleh
Makanan, tubuh merespons untuk memasukkan
Makanan ke dalam
Mulut meski kita tidak
Lapar.
Dilansir
AkuratHealth dari
Leaf Nutrisystem, berikut ini adalah ke
laparan yang muncul sebagai sensasi pikiran, bahkan emosi dalam tubuh dan hati. Dimana rasa
Lapar tersebut bukan sebuah kebutuhan, tapi hanya sebuah keinginan.
Mata kita memiliki kekuatan untuk meyakinkan pikiran untuk mengabaikan sinyal dari perut dan tubuh. Jan Chozen Bays mengatakan, orang umumnya memutuskan berapa banyak
Makanan yang akan mereka
Makan berdasarkan umpan balik dari
Mata.
Bays menunjukan pada sebuah penelitian, yang dijelaskan dalam buku Brian Wansink,
Mindless Eating: Why We Eat More Than We Think. Ketika seseorang diberi
popcorn ukuran besar, dipastikan ia akan 21 kali lebih banyak
Makan, dan 173 kalori lebih banyak masuk daripada orang-orang yang diberi
popcorn berukuran sedang.
Cara mengatasinya:
Ketika Anda tergoda rasa
Lapar karena penglihatan, cobalah beri "
Makan" pada
Mata Lapar Anda dengan sesuatu yang menarik atau indah seperti lukisan, daun di pohon di luar, dan hal yang indah lainnya. Setelahnya, Anda mungkin akan terkejut mendapati "rasa
Lapar" Anda sudah mereda.
Lapar hidung
Indera penciuman dan otak saling berhubungan. Bays mengatakan, hidung kita selalu memburu. Itu sebabnya ketika dikelilingi oleh
Makanan di tempat-tempat seperti restoran atau di rumah, otak terus-menerus diyakinkan untuk
Makan.
Cara mengatasinya:
Bays mengatakan, cobalah sebelum
Makan, bawa piring Anda ke hidung Anda dan tarik napas dalam-dalam. Cobalah untuk mencium sebanyak mungkin bahan
Makanan dalam
Makanan Anda. Saat Anda
Makan, terus waspada dengan aroma (atau rasa).
Rasa
Lapar Mulut adalah keinginan
Mulut untuk sensasi yang menyenangkan, kata Bays. Kesenangan ditentukan oleh genetika, budaya dan kondisi. Beberapa orang menyukai
Makanan panas; yang lain tidak. Beberapa suka ketumbar, sementara yang lain tidak tahan. Mulut menginginkan variasi rasa dan tekstur. Itulah mengapa produsen
Makanan ringan begitu sukses jika semakin kompleks rasanya, semakin bahagia
Mulut kita.
Cara mengatasinya:
Lain kali jika Anda mendapatkan kudapan, coba tanyakan pada
Mulut apa yang diinginkan. Apakah sesuatu yang asin, manis, renyah, atau lembut. Sebelum Anda
Makan, berhentilah sejenak untuk menilai rasa
Lapar Anda. Selama "
Makan," berhenti sejenak untuk melihat apakah
Mulut Anda puas. Apakah Anda perlu terus
Makan?
Lapar perut
Percaya atau tidak, perut tidak memberi tahu kita saat
Lapar. Kita memberi tahu perut kapan harus
Lapar. Ketika kita
Makan tiga kali sehari, perut kita akan menggeram jika tidak diberi
Makan sesuai jadwal. Penting untuk mendengarkan ketika seluruh tubuh benar-benar
Lapar dan tidak
Makan hanya karena itu adalah "waktu" untuk
Makan.
Selanjutnya, kita juga harus belajar untuk membedakan antara rasa
Lapar yang sebenarnya dan perasaan yang membingungkan seperti
gastroesophageal reflux (mulas) dan kecemasan. Seringkali, kita
Makan untuk memadamkan perasaan tidak nyaman ini dan itu hanya memperburuk masalah.
Cara mengatasinya :
Waspadai bagaimana perut Anda terasa di siang hari. Apa sinyal ke
laparan? Bagaimana perasaan perut saat kenyang? Ketika Anda merasa
Lapar, tunda
Makan sehingga Anda dapat benar-benar menilai apakah Anda
Lapar atau hanya karena Anda berurusan dengan masalah lain seperti
Stres atau kebosanan.
Mind hunger
Ke
laparan pikiran dipengaruhi oleh apa yang didengar, dibaca, dan dilihat. Baya mengatakan, pikiran akan berpikir bahwa tubuh bekerjasama dan
Makan sempurna jika itu bisa membuat kita mendapat informasi tentang kebenaran, fakta-fakta nutrisi ilmiah.
Dalam penelitian Mindless Eating yang lain, orang-orang dimasukkan ke dalam ruangan dengan semua
Makanan yang bisa mereka
Makan, selama dua jam. Subjek yang kelebihan
Berat Badan Makan lebih sering berdasarkan apa yang pikiran mereka katakan tentang waktu
Makan. Subjek dengan berat normal lebih jarang
Makan, dengan mengandalkan isyarat
Lapar internal.
Cara mengatasinya:
Sadarilah apa yang dikatakan pikiran tentang ke
laparan pada siang hari. Apakah ke
laparan 'baik' atau “buruk?” Ke
laparan pikiran sulit untuk dipenuhi karena kita terus-menerus mengubah pikiran kita.[]